Ayah...

Kakak minta maaf kalau Ayah rasa kami tak sayang Ayah. Bukan macam tu. Ayah tetap Ayah kami, dunia akhirat. Tetapi Ayah tak boleh nafikan apa yang jadi dulu.

Kami memang anak-anak Ayah; tapi kami pun manusia, Ayah. Kami ada hati, ada perasaan, ada akal, ada batas kesabaran. Ayah pun begitu. Wallahualam. Hanya Allah saja yang tahu apa yang terdetik di hati Ayah bila anak-anak Ayah kurang berminat untuk bertemu Ayah.

Pada Ayah, ini disebabkan pengaruh Ibu. Tetapi bukan begitu. Tidak boleh lagi kami atau sesiapa pun manusia biasa di dunia ini yang patut menyangkal darjat Ibu. Ibu itu paling utama.

Pernahkah Ayah bertanya pada diri jika reaksi kami ini adalah disebabkan tindakan Ayah dulu? Ketika ego Ayah tebal? Ketika tiada apa yang mampu lagi untuk menghalang Ayah melakukan
apa yang telah Ayah laksanakan?

Sanggupkah Ayah mengaku itu silap Ayah? Atau Ayah akan terus menuding jari pada orang lain? Masih tebalkah ego Ayah? Sekelumit pun ia tidak pernah terhakis dengan apa yang terjadi?

Kami tidak benci. Kami tidak dendam. Cuma sukar bagi kami untuk melihat Ayah sepertimana Ayah yang dahulu kami kenal. Sukar.

InsyaAllah. Kakak berdoa suatu hari nanti Ayah akan faham isi hati kami, dan mungkin Ayah akan berubah.